Bandar Lampung — Usai dikukuhkan sebagai Ketua DPD Gapeksindo Lampung periode 2025–2030 pada Rabu, 23 April 2025, Doni Barata langsung tancap gas membangkitkan semangat para pelaku usaha jasa konstruksi di daerah. Di bawah kepemimpinannya, Gapeksindo Lampung bergerak cepat membangun jejaring dan sinergi strategis, salah satunya dengan menggelar audiensi bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Mesuji-Sekampung.

Pertemuan tersebut berlangsung hangat dan penuh keakraban di kantor BBWS Mesuji-Sekampung. Rombongan Gapeksindo Lampung yang dipimpin langsung oleh Doni Barata disambut oleh Kepala Balai BBWS, Roy Panagom Pardede, S.T., M.Tech, beserta jajarannya.

Dalam kesempatan itu, kedua belah pihak berdiskusi mengenai pentingnya membangun kemitraan yang solid antara pelaku usaha konstruksi dan lembaga pemerintah. Doni Barata menegaskan bahwa audiensi ini bukan hanya bentuk silaturahmi, tetapi juga bagian dari agenda strategis Gapeksindo Lampung.

“Silaturahmi dan kunjungan seperti ini memang sudah menjadi agenda kami di Gapeksindo, mengingat Balai Besar Way Seputih merupakan bagian dari mitra strategis kami sebagai pelaku konstruksi di Provinsi Lampung,” ujar Doni.

Dorong Pemerataan Proyek Konstruksi

Dalam pernyataannya, Doni juga menyoroti persoalan dominasi BUMN Karya dalam proyek-proyek konstruksi di daerah. Ia mengingatkan agar proyek-proyek bernilai di bawah Rp100 miliar tidak dimonopoli oleh BUMN, sejalan dengan imbauan Kementerian Pekerjaan Umum pada tahun 2018 lalu.

“Sesuai dengan himbauan Kementerian PU pada tahun 2018, BUMN Karya sebaiknya tidak mengerjakan proyek konstruksi di bawah Rp100 miliar. Jika hal ini diabaikan, maka akan berisiko mematikan eksistensi kontraktor swasta kecil dan menengah di daerah,” tegas Doni.

Ia juga mendorong adanya kesepakatan bersama antara pengusaha daerah dan BUMN, agar proyek-proyek skala kecil hingga menengah dapat menjadi ruang aktualisasi bagi pelaku konstruksi lokal yang kompeten dan siap bersaing secara profesional.

Perhatikan Kualitas, Bukan Sekadar Harga Rendah

Lebih lanjut, Doni turut menyoroti praktik penawaran harga terendah dalam proses tender proyek. Menurutnya, penawaran yang berada di bawah 20 persen dari nilai proyek tidak seharusnya dijadikan acuan utama dalam menentukan pemenang lelang.

“Kami mengimbau agar harga penawaran di bawah 20 persen dari nilai proyek tidak dijadikan dasar utama dalam penentuan pemenang tender. Banyak kasus putus kontrak dan proyek mangkrak yang terjadi karena penawaran terlalu rendah dan tidak realistis,” imbuhnya.

Gapeksindo Lampung di bawah komando Doni Barata berkomitmen untuk menjunjung profesionalisme dan memperjuangkan iklim usaha konstruksi yang sehat, berkeadilan, serta berpihak pada pengusaha lokal yang berdaya saing.

Dengan sinergi yang dibangun bersama BBWS Mesuji-Sekampung dan stakeholder lainnya, diharapkan langkah awal ini menjadi fondasi kokoh bagi kemajuan industri konstruksi di Provinsi Lampung.